• About
  • Contact
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Sitemap
  • Terms Of Service
  • Home
  • AI
  • Budaya Digital
  • Gadget
  • Inovasi
  • Startup
No Result
View All Result
  • Home
  • AI
  • Budaya Digital
  • Gadget
  • Inovasi
  • Startup
No Result
View All Result
New Tech Club
No Result
View All Result

Indonesia Kuasai AI: Strategi Indosat & Microsoft? Simak Detailnya

Bimo Nugroho by Bimo Nugroho
Juni 3, 2025
Home AI
Share on FacebookShare on Twitter

newtechclub.com – Dalam upaya mendorong pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) yang etis dan berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB) sukses menggelar webinar nasional bertajuk “Humanizing Artificial Intelligence”. Acara yang berlangsung secara daring pada 31 Mei 2025 ini menghadirkan diskusi lintas sektor untuk merumuskan peta jalan AI Indonesia berbasis Pancasila.

Dekan STEI ITB, Tutun Juhana, membuka webinar dengan menegaskan bahwa pengembangan AI tidak boleh hanya berfokus pada efisiensi. “Kita harus membumikan AI sesuai falsafah bangsa, yaitu Pancasila,” tegasnya. Ia mengajak semua pemangku kepentingan berkolaborasi agar AI tidak mengancam martabat manusia, melainkan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.

Ardi Sutedja dari ICSF menekankan pentingnya pendekatan berbasis risiko untuk menghindari Indonesia hanya jadi pasar teknologi asing. “Ini bukan kerja satu pihak, tapi kolaborasi multipihak dari berbagai disiplin ilmu,” ujarnya.

Baca juga10 Mitos Smartphone yang Dipercaya: Fakta Atau Hoax?

Ajar Edi, SVP Government Affairs PT Indosat Tbk., menekankan pentingnya membangun sovereign AI agar Indonesia tidak hanya mengonsumsi, tetapi juga memproduksi teknologi. *“Ketika *AI factory* ada di Indonesia, seluruh data akan diolah di sini,”* jelasnya. Menurutnya, hilirisasi dan kedaulatan data sangat krusial agar solusi AI relevan dengan kebutuhan lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Dari perspektif global, Panji Wasmana, National Technology Officer Microsoft Indonesia, memaparkan tren agentic AI di dunia kerja berdasarkan riset terhadap 31.000 responden. “Kendali manusia tetap penting meski AI semakin otonom,” ujarnya. Ia menekankan perlunya literasi AI, pola pikir inovatif, dan adaptabilitas sebagai keterampilan masa depan.

Ayu Purwarianti, peneliti Pusat AI ITB, menegaskan bahwa AI harus selalu berada di bawah kendali manusia. “AI tidak boleh berbahaya dan harus menjamin keamanan data,” tegasnya. Para pengembang harus menciptakan sistem AI yang transparan, mudah dipahami, dan dapat dipertanggungjawabkan. Penguatan literasi AI, termasuk pemahaman etika dan adaptive mindset, menjadi prioritas utama.

Iradat Wirid dari CfDS UGM mengingatkan bahwa AI human-centered tidak hanya tentang hasil, tetapi juga proses perancangannya. *“Inovasi teknologi harus berpihak pada manusia, bukan sekadar *gadget worship,” ujarnya. Ia menyoroti empat tantangan besar di era AI: keamanan data, disinformasi, ketimpangan ekonomi, dan etika.

Indriaswati Dyah dari ELSAM menambahkan bahwa prinsip human-in-the-loop harus menjadi fondasi utama. “Manusia harus terlibat dalam seluruh siklus AI, dari pengembangan hingga operasional,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa masyarakat masih kurang menyadari risiko bias dan diskriminasi AI, sehingga berbagai sektor di luar pemerintah harus aktif berkolaborasi.

Pada panel ketiga, Henke Yunkins dari Indonesia AI Society menekankan sebuah fakta mengejutkan: “Kita tidak merancang AI untuk bersikap jujur, melainkan untuk terlihat meyakinkan.” Karena itu, menurutnya, sistem pendidikan perlu menyertakan empat pilar utama dalam pembelajaran AI: penguatan literasi dasar, praktik eksperimen langsung, pengembangan keterampilan sosial-emosional, serta penerapan pembelajaran kontekstual yang bermakna. “Manusia harus menentukan arah perkembangan AI, bukan sebaliknya,” tegasnya.

Andy Ardian dari ECPAT Indonesia memperingatkan risiko AI terhadap privasi anak. “Chatbot AI bisa memperkuat stereotip dan mengurangi kemampuan berpikir kritis anak,” ujarnya. Sementara itu, Narenda Wicaksono dari Dicoding menekankan perlunya kurikulum berbasis industri. “Setelah tahu dan bisa, harus ada keinginan untuk berkontribusi dalam perkembangan teknologi,” tuturnya.

Diena Haryana dari SEJIWA Foundation menambahkan bahwa anak-anak harus lebih dulu menguasai keterampilan fisik, sosial, dan spiritual sebelum mengenal AI. “AI tidak boleh menggantikan masa bermain dan eksplorasi anak,” tegasnya. Kita harus memberdayakan guru secara maksimal sehingga mereka mampu menjadikan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran, bukan sebagai tujuan utama pendidikan.

STEI ITB menegaskan komitmennya untuk tidak hanya mengembangkan teknologi, tetapi juga nilai-nilai yang mendasari penggunaannya. Indonesia harus menjadikan manusia sebagai pusat inovasi agar mampu menghadapi transformasi digital secara berdaulat, bermartabat, dan berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan.

Kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah menjadi kunci utama mewujudkan AI yang etis, inklusif, dan bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tags: Aibudaya digitalindosatMicrosoft
Bimo Nugroho

Bimo Nugroho

Next Post
Jaringan MAN: Cara Kerja & Keunggulannya!

Jaringan MAN: Cara Kerja & Keunggulannya!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended.

Sony FX2: Revolusi Hybrid atau Sekadar Gimmick? Simak Dulu

Sony FX2: Revolusi Hybrid atau Sekadar Gimmick? Simak Dulu

Juni 2, 2025
Mau Rekam Panggilan WhatsApp Di HP? Begini Trik Mudahnya!

Mau Rekam Panggilan WhatsApp Di HP? Begini Trik Mudahnya!

Mei 30, 2025

Trending.

Fujifilm X-Half Resmi Meluncur di Indonesia, klasik vs digital keren!

Fujifilm X-Half Resmi Meluncur di Indonesia, klasik vs digital keren!

Mei 23, 2025
Akamai Luncurkan Firewall for AI, Simak Kemanannya!

Akamai Luncurkan Firewall for AI, Simak Kemanannya!

Mei 20, 2025
DeepSeek Pakai Ribuan Chip Nvidia untuk Saingi GPT, Simak Lengkapnya!

DeepSeek Pakai Ribuan Chip Nvidia untuk Saingi GPT, Simak Lengkapnya!

Mei 20, 2025
Canon Roadshow 2025: Masterclass Fotografi Pernikahan yang Wajib Diikuti!

Canon Roadshow 2025: Masterclass Fotografi Pernikahan yang Wajib Diikuti!

Mei 22, 2025
Fita Hadir di Digiland 2025, Ajak Masyarakat Hidup Lebih Sehat dengan Teknologi

Fita Hadir di Digiland 2025, Ajak Masyarakat Hidup Lebih Sehat dengan Teknologi

Mei 23, 2025

Follow Us

Kategori

  • AI
  • Apple
  • Applications
  • Audio
  • Budaya Digital
  • Camera
  • Computers
  • Download
  • Gadget
  • Gaming
  • Gear
  • Hardware
  • Inovasi
  • Laptop
  • Microsoft
  • Photography
  • Review
  • Security
  • Smartphone
  • Uncategorized

Tag

Acer Ai android Aplikasi Apple applications Asus BAru budaya digital Camera Canon ChatGPT Data Center Flagship Gadget Game Gaming Gemini Google HP inovasi Iphone kamera Laptop lenovo Microsoft Monitor NVDIA OpenAi Oppo realme rekomendasi Review Rilis ROG Samsung Smartphone spesifikasi Tecno teknologi Tips trik vivo whatsapp Xiaomi
  • About
  • Contact
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Sitemap
  • Terms Of Service

© 2025 NewTechClub.com .

No Result
View All Result
  • Home 1
  • AI
  • Budaya Digital
  • Gadget
  • Inovasi
  • Startup

© 2025 NewTechClub.com .