• About
  • Contact
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Sitemap
  • Terms Of Service
  • Home
  • AI
  • Budaya Digital
  • Gadget
  • Inovasi
  • Startup
No Result
View All Result
  • Home
  • AI
  • Budaya Digital
  • Gadget
  • Inovasi
  • Startup
No Result
View All Result
New Tech Club
No Result
View All Result

Dosen Ketahuan Pakai ChatGPT, Mahasiswa Minta Kembali Uang Kuliah!

Bimo Nugroho by Bimo Nugroho
Mei 20, 2025
Home AI
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, newtechclub.com – Dosen Ketahuan Pakai ChatGPT. Seorang mahasiswi Northeastern University di Massachusetts, Amerika Serikat, geram setelah mengetahui dosennya memakai ChatGPT untuk menyusun materi perkuliahan. Tak terima, Ella Stapleton—nama mahasiswi itu—langsung menuntut kampusnya mengembalikan uang kuliah sebesar $8.000. Pasalnya, sang dosen kerap melarang mahasiswa memakai AI, tapi ternyata sendiri mengandalkan chatbot untuk pekerjaannya.

Baca Juga: China Bangun Jaringan Komputer Super di Antariksa, Buat Apa?

Stapleton awalnya tidak curiga sampai suatu hari ia melihat prompt ChatGPT masih tertinggal di materi kuliah. Tertulis jelas perintah seperti “expand on all areas. Be more detailed and specific.” Spontan, ia memeriksa ulang slide presentasi dosen dan menemukan banyak kejanggalan. Mulai dari typo kasar, teks berantakan, hingga gambar tidak relevan—kesalahan khas AI yang kurang akurat.

Stapleton memang gagal memperoleh pengembalian uang kuliah, namun laporannya berhasil mendorong sang dosen untuk merevisi materi perkuliahan. Dosen tersebut akhirnya mengaku, “Saya harusnya mengecek ulang output ChatGPT lebih cermat.” Sementara itu, Northeastern University tetap membuka pintu bagi pemanfaatan AI dalam perkuliahan, dengan syarat wajib mencantumkan label penggunaan AI dan melakukan verifikasi manual guna mencegah hallucination atau informasi menyesatkan dari sistem AI.

Tak hanya di Northeastern, seorang mahasiswa Southern New Hampshire University juga mengeluhkan dua dosennya yang lupa menghapus prompt ChatGPT di esai feedback. Mahasiswa itu kesal karena merasa tugasnya tidak dibaca sungguh-sungguh. Salah satu dosen membantah, tapi fakta bahwa prompt AI masih terbaca jelas memperkuat tudingan mahasiswa.

Sejak OpenAI meluncurkan ChatGPT di tahun 2022, para pendidik mulai merasakan dampak frustasinya. Seorang guru kelas 10 mengeluh, “Siswa-siswa saya sekarang malas membaca karena terlalu bergantung pada AI yang membacakan teks untuk mereka.” Lebih parah lagi, banyak siswa yang terbiasa mengandalkan ChatGPT untuk mengerjakan soal-soal dasar, lalu langsung ngamuk saat diminta menulis tangan di kertas.

Para pengajar sebenarnya sudah piawai membedakan karya mahasiswa asli dan buatan AI. Dosen atau guru yang malas mengecek hasil AI justru memperparah keadaan. Seperti kasus Stapleton, alih-alih memudahkan, ketergantungan pada ChatGPT malah merusak kredibilitas pengajar.

Northeastern University berusaha menengahi dengan mewajibkan watermark pada konten AI. Sayang, banyak dosen terburu-buru dan lupa memastikan keakuratan output-nya.

Stapleton dan mahasiswa lain menuntut keadilan. Bagi mereka, aturan harus berlaku dua arah. Jika kampus melarang mahasiswa mengandalkan AI, maka dosen juga wajib memberi contoh baik. “Ini standar ganda yang merugikan kami,” protes Stapleton.

Kasus-kasus ini memicu debat: haruskah kampus melarang total penggunaan AI, atau justru mengintegrasikannya dengan pengawasan ketat? Sementara sebagian guru khawatir dengan penurunan kemampuan analisis murid, lainnya berargumen bahwa AI adalah tools masa depan yang tidak bisa dihindari.

Masalahnya bukan pada ChatGPT, melainkan cara penggunaannya. Dosen yang malas mengecek materi AI telah mengecewakan mahasiswanya. Di sisi lain, mahasiswa juga harus paham bahwa AI bukan pengganti kerja keras. Jika kedua belah pihak bisa kolaborasi dengan bijak, pendidikan di era digital justru bisa lebih maju.

Tags: Chat GPTDosenKetahuanpakai
Bimo Nugroho

Bimo Nugroho

Next Post
Abu Dhabi Bakal Bangun Data Center Raksasa untuk AI, Cek Kapasitasnya!

Abu Dhabi Bakal Bangun Data Center Raksasa untuk AI, Cek Kapasitasnya!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended.

Tecno Luncurkan Megabook S16: Laptop 16 Inci dengan AI

Tecno Luncurkan Megabook S16: Laptop 16 Inci dengan AI

Mei 25, 2025

Intel Suguhkan Panther Lake Berbasis 18A di COMPUTEX 2025, Simak Keunggulannya!

Mei 20, 2025

Trending.

DeepSeek Pakai Ribuan Chip Nvidia untuk Saingi GPT, Simak Lengkapnya!

DeepSeek Pakai Ribuan Chip Nvidia untuk Saingi GPT, Simak Lengkapnya!

Mei 20, 2025
Pusat Data X Terbakar, Pengguna Kesulitan Akses Platform

Pusat Data X Terbakar, Pengguna Kesulitan Akses Platform

Mei 23, 2025
Akamai Luncurkan Firewall for AI, Simak Kemanannya!

Akamai Luncurkan Firewall for AI, Simak Kemanannya!

Mei 20, 2025
Apple Siapkan iPhone Spesial untuk Rayakan Ulang Tahun ke-20

Apple Siapkan iPhone Spesial untuk Rayakan Ulang Tahun ke-20

Mei 20, 2025
Meizu Pastikan “Comeback” ke Indonesia Setelah 7 Tahun Vakum

Meizu Pastikan “Comeback” ke Indonesia Setelah 7 Tahun Vakum

Mei 24, 2025

Follow Us

Kategori

  • AI
  • Apple
  • Applications
  • Audio
  • Budaya Digital
  • Camera
  • Computers
  • Download
  • Gadget
  • Gaming
  • Gear
  • Inovasi
  • Laptop
  • Photography
  • Review
  • Security
  • Smartphone
  • Uncategorized

Tag

Abu Dhabi Acer Ai Ambisius Aneh Apple Asus Bangun BAru Camera Canon Chat GPT Data Center Dosen Eos R50V Firewall Flagship Game Gaming Gemini HP Ketahuan Mewah Mirorless Monitor NVDIA Olympus OM OpenAi pakai PowerShot Raksasa Review Rilis ROG Samsung Sigm BF Smartphone System OM3 Tecno Tecno Camon 40 Tips Unik xbox Xiaomi
  • About
  • Contact
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Sitemap
  • Terms Of Service

© 2025 NewTechClub.com .

No Result
View All Result
  • Home 1
  • AI
  • Budaya Digital
  • Gadget
  • Inovasi
  • Startup

© 2025 NewTechClub.com .