newtechclub.com – Google baru saja meluncurkan pembaruan besar untuk Chrome, dan mereka dengan bangga mengklaim bahwa browser ini sekarang 10% lebih cepat dibanding versi tahun lalu. Mereka mengandalkan hasil tes Speedometer 3.0, alat benchmark yang diakui keakuratannya dalam mengukur pengalaman browsing sehari-hari. Tapi, di balik peningkatan kecepatan ini, apakah Chrome akhirnya berhasil mengatasi masalah boros RAM yang selama ini jadi keluhan pengguna?

Versi Chrome 139, yang saat ini masih tersedia di saluran Dev, membawa sejumlah peningkatan signifikan dalam kecepatan rendering halaman web. Google mengungkapkan bahwa mereka telah menyempurnakan seluruh jalur rendering utama, sehingga proses penerjemahan kode HTML menjadi tampilan visual berjalan lebih cepat dan responsif.
Namun, meski Google memamerkan peningkatan performa ini, banyak pengguna tetap bertanya-tanya: “Apakah Chrome akhirnya lebih irit RAM?” Sejauh ini, belum ada bukti bahwa masalah konsumsi memori yang tinggi benar-benar teratasi.
Baca juga Soundcore V30i: TWS Open Ear Premium Dengan Harga Murah!

Google menjelaskan bahwa peningkatan kecepatan Chrome tidak hanya berasal dari perbaikan teknis di balik layar, tetapi juga dari pengoptimalan cache, struktur data, dan manajemen memori. Tujuannya jelas: memberikan pengalaman browsing yang lebih lancar.
Speedometer 3.0 bahkan mencatat skor tertinggi sepanjang sejarah untuk Chrome. Namun, Google belum merilis perbandingan resmi dengan browser lain seperti Microsoft Edge atau Firefox. Beberapa uji coba independen menunjukkan bahwa Chrome masih unggul dalam hal kecepatan, tapi bagaimana dengan efisiensi RAM-nya?
Meski kecepatannya meningkat, konsumsi RAM Chrome tetap menjadi masalah utama. Banyak pengguna mengeluh bahwa browser ini terlalu “rakus”, terutama saat membuka banyak tab sekaligus.
Google sebenarnya sudah berusaha mengatasi ini dengan fitur seperti “Freeze Tab” dan optimasi pembagian memori antar-tab. Tapi, nyatanya, reputasi Chrome sebagai “browser penghabis RAM” masih melekat kuat. Pengguna dengan PC spesifikasi rendah seringkali merasakan dampaknya—Chrome bisa membuat sistem mereka lelet karena memakan terlalu banyak sumber daya.
Di satu sisi, Chrome berhasil membuktikan bahwa mereka bisa menjadi browser tercepat. Di sisi lain, efisiensi RAM masih jadi pekerjaan rumah.
Bagi pengguna yang peduli dengan performa sistem secara keseluruhan, masalah RAM ini tetap jadi pertimbangan penting. Tak heran, beberapa beralih ke browser alternatif yang lebih ringan, seperti Firefox atau Edge, meski Chrome masih mendominasi pasar berkat integrasinya dengan ekosistem Google.
Ekspektasi pengguna semakin tinggi—mereka ingin browser yang cepat, stabil, dan irit RAM. Pertanyaannya sekarang: Bisakah Google memenuhi semua harapan ini?
Jika Google berhasil menyeimbangkan ketiga aspek tersebut, Chrome bisa tetap menjadi raja browser. Tapi jika tidak, pengguna mungkin akan semakin banyak beralih ke pesaingnya. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya!
Bagaimana pendapatmu? Apakah kamu tetap setia pakai Chrome meski boros RAM, atau sudah beralih ke browser lain? Share di komentar! 🚀