newtechclub.com – Laporan terbaru dari Kaspersky membongkar fakta mengejutkan: serangan malware ponsel meledak pada kuartal pertama 2025. Lebih dari 12 juta pengguna global menjadi korban, dengan kenaikan mencapai 36% dibanding periode sebelumnya. Angka ini makin mengkhawatirkan mengingat hampir semua aktivitas harian kini bergantung pada smartphone. Tak hanya itu, para peneliti juga berhasil mendeteksi lebih dari 180.000 sampel malware baru—naik 27% dari kuartal sebelumnya. Fakta ini membuktikan bahwa pelaku kejahatan siber terus berinovasi untuk menerobos sistem keamanan ponsel.

Di balik lonjakan serangan ini, beberapa jenis malware menonjol sebagai ancaman utama. Salah satunya adalah Mamont, trojan perbankan yang pintar menyamar sebagai aplikasi legal. Malware ini mampu mencuri data sensitif seperti kredensial perbankan, kode OTP, hingga informasi pribadi pengguna. Bahkan lebih berbahaya lagi, ada Triada, backdoor licik yang bisa menginfeksi ponsel sejak masih baru. Malware ini bisa mengubah alamat dompet kripto saat transaksi berlangsung, sehingga dana mengalir diam-diam ke kantong pelaku.
Banyak pengguna mengira bahwa mengunduh aplikasi dari Google Play atau Apple App Store sudah menjamin keamanan. Sayangnya, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Anton Kivva, pakar keamanan Kaspersky, menegaskan bahwa toko aplikasi resmi pun tidak kebal dari ancaman. Buktinya, SparkCat, malware pencuri tangkapan layar, berhasil menyusup ke kedua platform tersebut. Fakta ini membuktikan bahwa pelaku kejahatan digital masih bisa mengeksploitasi celah keamanan.

Baca juga 7 Tips Ampuh Maksimalkan Performa Laptop! Simak Dulu
Agar terhindar dari serangan malware, pengguna harus meningkatkan kewaspadaan. Pertama, hindari mengunduh aplikasi dari sumber tidak resmi. Kedua, selalu baca ulasan pengguna sebelum instalasi. Ketiga, pastikan sistem operasi dan aplikasi selalu diperbarui. Selain itu, memasang aplikasi keamanan pihak ketiga bisa menjadi lapisan pertahanan ekstra. Terakhir, jangan mudah mengklik tautan mencurigakan dari SMS atau email, serta aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) untuk akun-akun penting.
Di era serba digital ini, keamanan smartphone wajib menjadi perhatian utama. Dengan maraknya serangan malware, kita tidak boleh lengah. Kesadaran dan tindakan proaktif menjadi kunci untuk melindungi data pribadi dari incaran para penjahat siber.