Jakarta, Newtechclub.com – Sigma BF: Kamera Unik yang Minimalis, Mewah, dan Penuh Kontroversi. Sigma BF muncul sebagai kamera paling kontroversial berkat desainnya yang nyeleneh. Berbeda dari kamera mirrorless biasa, Sigma memang tak pernah ragu berinovasi. Sebelumnya, mereka sudah meluncurkan Sigma fp yang futuristic dan Sigma dp Quattro yang bentuknya mirip pesawat luar angkasa.
Lalu, apa makna di balik nama Sigma BF? Sigma menjelaskan, “B” berarti beautiful (cantik), sedangkan “F” berarti foolishness (kebodohan). Jadi, artinya “kebodohan yang indah”? Kedengarannya kontradiktif, tapi konsep ini terinspirasi dari pemikiran penyair Jepang, Kakuzo Okakura, yang percaya bahwa beautiful foolishness adalah cara menikmati momen-momen kecil dalam hidup. Dalam konteks fotografi, kamera ini mengajak kita untuk lebih menikmati proses memotret tanpa beban.

Baca juga: Canon EOS R50V & PowerShot V1, Khusus Konten Kreator! Simak
Desain Super Minimalis dengan Sentuhan Mewah
Sigma BF hadir dengan desain yang ultra-minimalis namun terkesan premium. Badannya terbuat dari satu balok aluminium (unibody), dan kabarnya hanya sembilan unit yang diproduksi setiap hari di pabrik Sigma di Aizu, Jepang.
Dilihat dari atas, bentuknya seperti trapesium dengan sudut-sudut yang sedikit melengkung namun tetap tegas. Saat digenggam, kamera ini terasa padat dan kokoh, lebih mirip perkakas berkualitas tinggi daripada mainan.
Meski compact, Sigma BF dibekali sensor full-frame 24MP. Kamera ini cocok untuk fotografi sehari-hari atau traveling, tapi kurang pas untuk olahraga atau wildlife.

Fitur Terbatas, Tapi Fokus pada Pengalaman Unik
Sigma BF bukan kamera untuk videografi profesional, tapi tetap bisa merekam video 6K 30p, 4K 30p dengan IS, dan FHD hingga 120p. Ada juga dukungan L-Log gamma untuk color grading, plus fitur Zebra dan False Color.
Yang mengejutkan, kamera ini menghilangkan banyak fitur standar: tidak ada hot shoe, mechanical shutter, atau stabilizer di body. Bahkan, tidak ada tempat untuk tali kamera—hanya ada satu lubang di samping untuk wrist strap.
Yang paling unik? Tidak ada slot memory card! Sebagai gantinya, Sigma BF punya penyimpanan internal 230GB, cukup untuk 14.000 foto JPEG, 4.300 file RAW, atau 2,5 jam video kualitas tertinggi.
Baterainya juga khusus—ramping dan panjang, mirip baterai Leica SL. Kapasitasnya cukup untuk 260 foto atau satu jam rekaman video. Pengisian daya memakan waktu dua jam, dengan indikator persentase di layar LCD kecil.

Layar Ganda & Pengoperasian Simpel
Sigma BF punya dua layar: layar utama 3,2 inci (2,1 juta titik) yang responsif saat disentuh, dan layar kecil yang menampilkan pengaturan aktif. Desain tombol dan dial-nya premium, dengan feedback yang memuaskan.
Navigasi menunya sangat sederhana. Hanya ada 10 setelan utama, sisanya bisa diakses lewat tombol tiga titik. Kamera ini juga tidak punya mode dial—untuk mengubah shutter speed atau ISO ke mode auto, cukup tekan tombol tengah saat parameter aktif.


Kualitas Gambar Memuaskan, Auto-Fokus Lebih Cepat
Dengan lensa fix Sigma yang tajam, hasil fotonya sangat memukau, baik di kondisi terang maupun gelap.Sigma BF melesat lebih cepat dalam auto-fokus ketimbang pendahulunya, Sigma fp, dengan kemampuan mendeteksi wajah dan mata secara akurat dalam sekejap. Kamera ini dengan sigap mengenali subjek manusia, membuat kita tak perlu repot mengatur fokus manual. Sistemnya bekerja dengan gesit, mengunci mata dan wajah secara instan bahkan dalam kondisi cahaya minim. Hasilnya?
Tapi, kamera ini jelas bukan untuk yang suka bandingkan spesifikasi. Harganya sekitar $2.000 (Rp35-40 juta di Indonesia), dan dengan budget segitu, banyak kamera lain yang lebih lengkap fiturnya.
Kamera untuk Fotografer yang Berani Beda
Sigma BF bukan produk mainstream. Sigma BF menyasar fotografer yang jatuh cinta pada desain elegan, pengalaman memotret yang berbeda, dan filosofi kesederhanaan. Mereka dengan sengaja memangkas fitur-fitur berlebihan untuk menonjolkan karakter kuat yang jadi ciri khas kamera ini – sebuah keberanian yang jarang kita temui di pasar kamera saat ini.
Dengan pendekatan minimalis ini, Sigma justru berhasil menciptakan kamera yang punya kepribadian unik. Kamera ini memaksa kita untuk fokus pada esensi fotografi, bukan sekadar mengejar fitur-fitur teknis semata. Hasilnya? Sebuah perangkat yang benar-benar berdiri sendiri di tengah banjir kamera konvensional di pasaran.
Bukan sekedar alat memotret, Sigma BF lebih mirip pernyataan gaya bagi mereka yang berani berbeda. Ia hadir untuk memuaskan hasrat kreatif fotografer yang menganggap proses memotret sebagai bentuk ekspresi diri, bukan hanya sekadar mengklik shutter.
Di tangan yang tepat, kamera ini bisa menghasilkan karya-karya penuh makna. Tapi tentu saja, ia tak akan cocok bagi mereka yang masih terpaku pada checklist spesifikasi dan jumlah fitur. Sigma BF jelas bukan kamera untuk semua orang – dan justru di situlah letak daya tarik utamanya.
Jadi, siapkah Anda untuk memeluk filosofi “less is more” ala Sigma BF? Atau Anda lebih memilih tetap dengan kamera mainstream yang sudah terbukti? Pilihan ada di tangan Anda, sang kreator.
Jadi, buat siapa kamera ini? Untuk mereka yang ingin keluar dari kebiasaan, menikmati fotografi dengan cara berbeda, dan punya selera tinggi terhadap desain. Tertarik? Sigma BF tersedia dalam warna hitam dan silver.
Jadi, gimana pendapatmu soal Sigma BF?
Nggak perlu pusing mikirin spesifikasi tinggi atau fitur-fitur ribet. Kamera ini mengajak kita buat kembali ke esensi fotografi: menangkap momen dengan cara yang simpel tapi penuh makna. Harganya emang mahal, tapi buat yang cari sesuatu unik dan punya karakter kuat, Sigma BF bisa jadi pilihan keren.